24 Okt 2011

Perjalanan...................


Aku terlahir dari keluarga sederhana, hidup secukupnya dan bertindak seadanya.
Bertahun tahun kesederhanaan itu menjadi icon utama dalam perjalanan hidupku.
Beranjak dewasa, lambat laun kesederhanaan itu lambat laun menguap dan hilang ditelan usia, bukan kesederhanaan materi yang membuatku berubah menjadi tamak, bukan kesederhaan derajat yang membuatku berubah jadi angkuh, tapi kesederhanaan akan pemahaman hidup yang membuat kesederhanaanku jauh dari kesederhaan.


Disaat kedewasaan itu menjalani prosesnya, disaat itu pula keingintahuanku akan cinta.
Siapa sih yang tidak tao cinta itu apa,bagaimana,dan mengapa. Tapi aku baru memulai untuk tao akan hal itu. Terlambat? Pastinya tidak, karena belajar akan sesuatu tentu tidak mengenal waktu ataupun usia seseorang bukan?

Belajar dari melihat dan mendengar, aku mencoba memikirkan apa itu cinta yang dalam persepsi banyak orang cinta itu selalu indah...

Awalnya aku bingung antara cinta dan sayang, apakah pengartiannya sama ataukah berbeda? Karena kesederhanaan hidup yang  membuat diriku memberikan kasih sayang yang sama terhadap semua orang yang kukenal..

Kembali aku belajar dari melihat dan mendengar...
Ternyata cinta itu deskripsi dari perasaan sayang dengan bobot yang lebih dari sayang itu sendiri. Bingung..pasti..karena cinta itu ternyata tidak cukup untuk kupelajari hanya dengan melihat dan mendengar.

Persiapan cukup, amunisi cukup dan akhirnya aku menggerakkan pkiranku untuk mengenal cinta dengan cara mendekatkan diri ke seorang gadis, kita sebut saja dia dengan panggilan gadis #1
Singkat cerita tanpa perlu kujelaskan perjalananku bersamanya dalam mengetahui arti cinta kudapatkan perasaan pahit, pahit untuk mengalami keputusasaan akan hubunganku dengan dirinya dengan berbagai alasan... lantas bagaimana dengan pelajaran dari makna cinta yang harus kucari tahu? Hmm.. cinta di masa itu ternyata terlalu panas sehingga tak sanggup untuk selalu kugenggam. Kehangatan dan kenyamanan yang menurutku sudah cukup kuberikan ternyata jauh dari cukup untuk menghangatkan cinta itu... cinta itu butuh sesuatu yang lebih dari semua yang aku lakukan dan berikan agar ia  tetap selalu hangat dan tetap tertata rapi disana tidak berubah menjadi panas atau malah menjadi dingin beku.
Kebingungan kembali mendera karena aku masih belum mendapatkan jawaban akan cinta, bagaimana menjaga cinta tersebut...

Kembali aku belajar dari melihat dan mendengar...
walaupun mungkin tak cukup tapi kudapat jawaban bahwa cinta itu suatu ikatan yang harus selalu dekat.. lantas bagaimana jika jarak memisahkan? Apakah kedekatan merupakan suatu kewajiban?

Kembali kuberanikan diri untuk belajar akan cinta bagian kedua, tentunya dengan gadis berikutnya dengan nama gadis #2. Aku ingin tahu apakah benar dekat itu wajib, lantas apakah tidak mungkin untuk menjaga cinta walau terhalang dimensi ruang dan waktu?
Seiring berjalannya proses tersebut, terbersit senyum dari bibirku karena cinta seperti ini ternyata berbeda, aku jadi punya kosakata baru yaitu kangen, hasil dari pembuktian bahwa cinta itu juga bisa dirawat walaupun saling berjauhan. Kangen itu seperti cabe, jika dimakan pedas dan secepat mungkin kita membutuhkan air untuk menghilangkan rasa pedas tersebut, air itulah cinta.
Lumayan lama aku menikmati pelajaran cinta dengan metode ini, namun kembali akhir yang kudapat yaitu pahit.

Kembali kubelajar dari melihat dan mendengar...
Ternyata cinta itu semakin rumit, cinta itu bercabang, cinta itu tanpa kusadari juga bisa berbentuk topeng kebohongan. Aku Cuma berpikir bahwa cinta itu jujur  karena tulus kujalankan, cinta itu tidak harus memiliki gelar untuk kuraih, cinta itu tidak perlu pangkat untuk kugapai..namun kenyataannya.................
Cinta hanya dimiliki oleh orang-orang yang tidak sederhana sedangkan aku masih dalam kesederhanaan. Cintaku dipertanyakan dengan gelar, masa depan, dan materi yang kuraih..diriku ibarat sebuah produk apakah layak untuk dipasarkan dan berbuah untung yang menggiurkan.

Timbul keraguan dalam kesederhanaanku selama ini, haruskah aku memiliki topeng untuk menutupi kesederhanaanku ini agar aku bisa benar-benar mendapatkan cinta yang hakiki? Pribadi seperti diriku tidak diterima jaman, pribadi seperti diriku diludahi kultur kehidupan yang kompleks akan kebohongan.

Tak mudah bagi diriku untuk putus asa dan aku tetap bertahan dalam kesederhaanku hingga akhirnya aku menemukan gadis #3 dengan usia yang sangat muda dan aku bertanya-tanya bagaimana kisahku dengan gadis #3 ini.
Kuperkenalkan kesederhanaanku, kuberikan kehangatan sesuai kemampuanku dan pastinya kuberikan juga jarak dengan harapan mendatangkan rasa kangen yang menurutku rasa yang membingungkan namun indah untuk didapatkan...

Lama kuberjalan dengannya dengan cerita yang penuh warna, corak yang beragam yang susah tuk dijelaskan, begitu kompleks akan cerita..
Aku akhirnya tahu apa itu cinta yang pantas untuk kumiliki...
Cinta itu tulus......YA
Cinta itu lembut.....Ya
Cinta itu manis......Ya
Namun cinta itu juga terkadang pahit dan aku pun juga menjawab YA
Cinta itu menghargai....
Cinta itu percaya....
Cinta itu berbagi....
Dan Ya kumenjawab bahwa cinta itu mengubah hidupku.

Karena cinta yang kupelajari hampir sempurna, maka kuputuskan bahwa diriku senantiasa rela memberikan segalanya untuk dirinya, kukorbankan apa yang kupunya, dan kuserahkan semua yang kubisa...
Dan di penghujung cerita menutup usia aku bersedia.....

Bersedia untuk menikahinya, karena dengan menikahinya maka aku akan menjadi manusia sempurna dan memilikinya sepenuhnya...

Aku cinta dia
Tidak lagi gadis #3 tapi dia memiliki nama penghangat jiwa ^^

2 komentar: